Saat sedang mens, kita sering jadi malas berolahraga. Alasannya
bermacam-macam, dari rasa tak nyaman karena harus memakai pembalut,
risih karena area vagina yang lembab, atau karena kram perut yang
terjadi. Saat perut terasa nyeri dan kembung, sangat sulit memotivasi
diri untuk berangkat ke tempat latihan.
Agar menstruasi tidak
menghalangi niat Anda untuk berolahraga, sebaiknya Anda mencari tahu
waktu yang tepat untuk melakukannya. Jade Teta, pakar holistik, pelatih
pribadi, dan pendiri Metabolic Effect, mengatakan bahwa Anda perlu
mengetahui fase-fase dari siklus menstruasi.
Menstruasi terbagi
atas tiga fase, yaitu fase folikular, fase ovulatior, dan fase luteal.
Menurut situs www.siklusmenstruasi.com, fase folikular terjadi ketika
kadar FSH (Folicle Stimulating Hormone) sedikit meningkat, sehingga
merangsang tumbuhnya folikel ovarium (kantung dinding telur). Fase
ovulatior terjadi ketika kadar LH (Luteinizing Hormone) meningkat dan
folikel yang matang akan menonjol ke permukaan dinding telur untuk
melepaskan sel telur (ovulasi). Sedangkan fase luteal adalah lepasnya
sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan kantung indung telur
akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan
hormon progesteron dalam jumlah besar.
“Fase folikular dikaitkan
dengan kadar estrogen yang lebih tinggi, dibandingkan dengan
progesteron, sementara fase luteal kebalikannya," kata Teta.
Lalu bagaimana kita harus menggunakan siklus menstruasi ini untuk memaksimalkan latihan kita?
Teta
mengatakan, estrogen meningkatkan jumlah lemak yang dibakar selama
latihan, namun membuat pembakaran gula jadi kurang efisien. Sementara
progesteron berlawanan dengan yang dilakukan estrogen. Karena latihan
dengan intensitas yang lebih rendah relatif membakar lebih banyak lemak,
dan intensitas yang lebih tinggi dipicu lebih banyak oleh pembakaran
gula, perempuan dapat mengubah kebiasaan latihan mereka sesuai fluktuasi
ini.
Jadi pada paruh pertama siklus mens Anda, pilih olahraga
yang lambat namun ajeg, seperti berjalan, bersepeda, atau jogging. Untuk
paruh kedua siklus mens, baru lakukan latihan sprint atau latihan interval. Yang dimaksud interval training
adalah latihan pendek dengan intensitas yang tinggi, yang diikuti
dengan periode yang lebih panjang untuk memulihkan diri. Misalnya, Anda
berlari sprint selama 20 detik, selanjutnya Anda berjalan
selama 60 detik. Latihan sprint dan latihan interval ini dapat
meningkatkan metabolisme selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari
setelah Anda latihan.
Jika Anda gemar melakukan latihan kekuatan,
latihan menggunakan beban juga sangat bermanfaat. "Meskipun begitu
sebaiknya Anda berfokus pada latihan beban tradisional selama fase
folikular, dan lebih banyak latihan beban yang memengaruhi metabolisme,
yang dilakukan pada fase luteal dan selama mens," ujar Teta.
Selain melakukan latihan fisik, jangan lupa untuk tetap memerhatikan apa yang kita makan.
“Riset
menunjukkan bahwa perempuan yang banyak mengonsumsi karbohidrat
cenderung akan melenyapkan manfaat dari siklus menstruasi. Jadi, semua
latihan di atas akan lebih menguntungkan bagi perempuan yang mengonsumsi
karbohidrat lebih sedikit," tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar